Senin, 12 Desember 2011

STRATEGI PENGELOLAAN LABORATORIUM IPA


 
BAB I
PENDAHULUAN

Sejalan dengan penciptaan tujuan pendidikan pada SMA umumnya, maka peran laboratorium IPA SMA sangat menentukan tercapai tidaknya tujuan tersebut. Bertitik tolak kepada tujuan pendidikan yang dicapai, seyogianyalah sekolah melakukan pengelolaan Laboratorium IPA dan benar-benar menunjang pelaksanaan kegiatan belajar mengajar bagi guru-guru IPA SMA. Sehingga diharapkan terciptanya kondisi, dinamis untuk mengoptimalkan kegiatan Laboratorium IPA baik guru maupun siswanya.
IPA beroreantasi kepada observasi dan eksperimen, tidaklah relevan lagi bila pengajaran IPA itu hanya disajikan guru sebagai teori-teori belaka. Tetapi harus diLandasi dengan eksperimen sebagai bukti teori yang diberikan kepada siswa. Pengajan yang hanya berlandaskan teori saja tanpa adanya praktek dalam pembelajan IPA sangatlah tidaklah efektif. Dan akan lebih baik apabila keduanya dapat dilaksanakan dan diterapkan. Pembelajan IPA sangatlah tidak efektif. Akan lebih baik apabila keduanya dapat dilaksanakan dan diterapkan. Pembelajaran IPA bukanlah pembelajaran yang hanya dapat diterima dengan pemberian teori dan Rumus saja tetapi butuh adanya praktek guru-guru IPA untuk melaksanakan kegiatan laboratorium merupakan titik awal kemunduran dan ketinggalan yang sangat merugikan pendidikan. Justru itu, pengelolaan Laboraotrium merupakan gambaran Proyeksi bagi sekolah untuk melaksanakan kegiatan proses belajar mengajar di sekolah.
 
BAB II
STRATEGI PENGELOLAAN LABORATORIUM IPA

A.   Pengertian Pengelolaan
Pengelolaan adalah Kegiatan merancang kegiatan, mengoperasikan, memelihara dan merawat peralatan dan bahan, fasilitas dan atau segala obyek fisik lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan atau sasaran tertentu sehingga mencapai hasil yang optimal.

B.   Pengertian Laboratorium
Laboratorium adalah suatu tempat dimana percobaan dan penyelidikan dilakukan. Tempat ini dapat merupakan suatu ruangan tertutup, kamar, atau ruangan terbuka, kebun misalnya. Dalam pengertian yang terbatas laboratorium ialah suatu ruangan tertutup dimana percobaan atau penyelidikan dilakukan.

C.   Pengelolaan Laboratorium IPA
Pengelolaan merupakan suatu proses pendayagunaan sumber daya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu sasaran yang diharapkan secara optimal dengan memperhatikan keberlanjutan fungsi sumber daya. Pengelolaan hendaknya dijalankan berkaitan dengan unsur atau fungsi-fungsi manajer, yakni perencanaan, pengorganisasian, pemberian komando, pengkoordinasian, dan pengendalian. Sementara Luther M. Gullick (1993) menyatakan fungsi-fungsi manajemen yang penting adalah perencanaan, pengorganisasian, pengadaan tenaga kerja, pemberian bimbingan, pengkoordinasian, pelaporan, dan penganggaran. Dalam pengelolaan laboratorium meliputi beberapa aspek yaitu sebagai berikut.       
1. Perencanaan          
Perencanaan yaitu proses pemikiran yang sistematis, analitis, logis tentang kegiatanyang harus dilakukan, langkah-langkah, metode, sdm, tenaga, dan dana yang dibutuhkanuntuk mencapai tujuan yang telah ditentukan secara efektif dan efisien.      
2. Penataan    
Penataan alat dan bahan yaitu proses pengaturan alat / bahan di laboratorium agar tertata dengan baik.          
3. Pengadministrasian           
Pengadministrasian laboratorium yaitu suatu proses pencatatan atau inventarisasifasilitas dan aktifitas laboratorium.Dengan pengadministrasian yang tepat semua fasilitasdan aktifitas laboratorium dapat terorganisir dengan sistematis.
4. Pengamanan, perawatan, dan pengawasan         
Pengelolaan laboratorium berkaitan dengan pengelola dan pengguna, fasilitas laboratorium (bangunan, peralatan laboratorium, spesimen biologi, bahan kimia), dan aktivitas yang dilaksanakan di laboratorium yang menjaga keberlanjutan fungsinya.    
Pada dasarnya pengelolaan laboratorium merupakan tanggung jawab bersama baik pengelola maupun pengguna. Oleh karena itu, setiap orang yang terlibat harus memiliki kesadaran dan merasa terpanggil untuk mengatur, memelihara, dan mengusahakan keselamatan kerja. Mengatur dan memelihara laboratorium merupakan upaya agar laboratorium selalu tetap berfungsi sebagaimana mestinya. Sedangkan upaya menjaga keselamatan kerja mencakup usaha untuk selalu mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan sewaktu bekerja di laboratorium dan penangannya bila terjadi kecelakaan.
Para pengelola laboratorium hendaknya memiliki pemahaman dan keterampilan kerja di laboratorium, bekerja sesuai tugas dan tanggung jawabnya, dan mengikuti peraturan. Pengelola laboratorium di sekolah umumnya sebagai berikut.
·           Kepala Sekolah
·           Wakil Kepala Sekolah
·           Koordinator Laboratorium
·           Penanggung jawab Laboratorium          
·           Laboran.  
Para pengelola tersebut mempunyai tugas dan kewenangan yang berbeda namun tetap sinergi dalam pencapaian tujuan bersama yang telah ditetapkan.
Peranan atau fungsi laboratorium kimia sekolah adalah sebagai salah satu sumber belajar kimia di sekolah, atau sebagai salah satu fasilitas penunjang proses pembelajaran fisika disekolah, dan laboratorium dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan berbagai kompetensi siswa yang menjadi tujuan proses pembelajaran kimia di sekolah. Agar laboratorium kimia disekolah dapat berperan, berfungsi dan bermanfaat seperti itu, maka diperlukan sebuah sistempengelolaan laboratorium yang direncanakan dan dievaluasi dengan baik serta dilaksanakan oleh semua pihak yang terkait dengan penyelenggaraan laboratorium kimia di sekolah yang bersangkutan. Pengelolaan laboratorium yang dimaksud adalah pengelolaan laboratorium kimia sekolah yang meliputi organisasi laboratorium, administrasi laboratorium yang meliputi administrasi pengadaan alat dan fasilitas laboratorium, inventarisasi alat dan fasilitas laboratorium, administrasi penggunaan alat-alat laboratorium, administrasi peminjaman alat-alat laboratorium, administrasi pemeliharaan dan perawatan alat-alat laboratorium, keselamatan kerja di laboratorium (Riandi, 2007).

a. Organisasi laboratorium
Yang dimaksud dengan organisasi laboratorium kimia di sekolah dalam uraian ini adalah pemberdayaan segala sumber daya yang dimiliki sekolah dalam penyelenggaraan laboratorium kimia di sekolah. Pemberdayaan segala sumber daya itu direncanakan dan dilaksanakan secara teratur sehingga penyelenggaraan laboratorium kimia sekolah berjalan sesuai dengan peranan fungsi dan manfaat laboratorium kimia sekolah dalamupaya mendukung tercapainya visi, misi dan tujuan sekolah. Keberadaan organisasi laboratorium kimia sekolah ditandai dengan adanya kejelasan fungsi dan kedudukanlaboratorium dalam organisasi sekolah, personalia laboratorium, dan manajemenpengelolaan laboratorium.

b. Inventarisasi alat dan fasilitas laboratorium
Fasilitas laboratorium adalah sarana fisik laboratorium seperti fasilitas ruangan, fasilitas instalasi listrik, air dan gas serta fasilitas mebeler dan sebagainya, sedangkan alat-alat laboratorium terdiridari bahan-bahan habis, alat-alat permanen, alat-alat tidak permanen serta peralatan (tools) perbaikan. Semua fasilitas dan alat-alat tersebut setiap saat dapat berubah keadaan jenis, kualitas, dan kuantitasnya karena banyak faktor seperti tingginya frekuensi penggunaan, usia pakai, kerusakan, kehilangan dan sebagainya. Untuk memudahkan pengontrolan dan analisis kebutuhan atas semua fasilitas dan alat-alat tersebut, maka pengelolaan laboratorium harus dilengkapi dengan tindakan inventarisasi secara rutin dan teratur dengan instrument inventarisasi yang jelas,mudah dipahami, dan mudah diakses namun tidak dapat diubah secara sembarang oleh orang ataupihak yang tidak berwenang. Instrument yang dimaksud antara lain adalah daftar inventaris alatdan kartu alat.

c. Administrasi penggunaan alat-alat laboratorium
Administrasi penggunaan alat terutama ditujukan untuk mengetahui kapan, berapa lama, danuntuk apa dan oleh siapa laboratorium dan alat-alat laboratorium digunakan. Data ini pentingberkaitan dengan efisiensi dan efektifitas penggunaan laboratorium dan alat-alat laboratorium 
serta kegiatan pemeliharaan dan perawatan alat-alat, karena setiap alat memiliki usia pakai yangdapat berbeda satu sama lain.

d. Administrasi peminjaman alat-alat laboratorium
Administrasi peminjaman alat-alat laboratorium adalah adanya kebijakan yang jelas (bila perlu tertulis) mengenai alat-alat yang boleh dan yang tidak boleh dipinjamkan, serta tata tertib dan prosedur peminjaman. Pelaksanaannya, administrasi peminjaman alat-alat dapat dilakukan dengan menggunakan bon atau bukti peminjaman alat dan buku catatan peminjaman alat-alat.

e. Administrasi pemeliharaan dan perawatan alat-alat laboratorium
Pemeliharaan dan perawatan alat-alat merupakan bagian dari kegiatan pengelolaan laboratorium yang paling penting dilakukan untuk menjaga agar alat-alat laboratorium dapat digunakan sesuai dengan batas usia pakainya. Kegiatan memelihara dan merawat alat-alat laboratorium dapat meliputi kegiatan-kegiatan membersihkan alat-alat, memeriksa hasil kerja dan unjuk kerja alat, memperbaiki bagian-bagian alat yang rusak, mengganti bagian-bagian alat yang hilang, menyimpan alat-alat sesuai dengan daftar inventaris, memeriksa ketersediaan dan kebutuhan sehingga memeberikan informasi bagi pengadaan alat-alat.

f. Keselamatan kerja di laboratorium.
Yang dimaksud dengan keselamatan kerja di laboratorium adalah menyangkut keselamatan orangyang melakukan kegiatan di laboratorium dan keselamatan alat-alat laboratorium yang digunakannya. Keselamatan kerja di laboratorium perlu diperhatikan dalam rangka mencegah terjadinya kecelakaan kerja bagi orang yang melakukan kegiatan atau perkerjaan di laboratoriumdan mencegah terjadinya kerusakan alat laboratorium yang digunakannya. Untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja akibat kesalahan cara dan prosedur melakukan pekerjaan, maka perlu diadakan tata tertib laboratorium dan  pedoman kegiatan laboratorium yang jelas, sedangkan untuk mencegah terjadinya kerusakan alat-alat laboratorium akibat kesalahan pengoperasian alat-alat maka manual penggunaan alat  dan penuntun percobaan, harus selalu tersedia bagi setiap yang akan menggunakan alat-alat itu. Akan tetapi, walaupun segala upaya telah dilakukan, kecelakaan kerja dan kerusakan alat tetap bisa terjadi. Untuk mengatasi kecelakan kerja dan kerusakan alat yang terjadi maka diperlukan alat keselamatan, dan  alat-alat untuk perbaikan.


BAB III
KESIMPULAN

Pengelolaan laboratorium, hendaknya memberikan kerjasama yang baik dalam melaksanakan tugasnya. Karena, walaupun ia tidak mendapat tugas dan tanggungjawab untuk laboratorium tetapiia juga mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk melaksanakan segala ketentuan dan peraturan dengan sebaik-baiknya. Disamping itu, sebagai guru, ia pun mempunyai kewajiban untuk menjaga disiplin terutama disiplin di dalam laboratorium, dengan ketat dan baik. Kelengahan dalam tugas yang ia lakukan akan menyebabkan kelengahan yang lain, dan ini mungkin akan menjadi sumber malapetaka. Oleh sebab itu, tugas dan tanggung jawab ini tidak hanya harus dipenuhi oleh pengelola laboratorium.
Untuk menjaga keamanan dan keselamatan laboratorium hendaknya disiplin di dalam laboratorium selalu mendapat perhatian penuh. Disiplin di dalam laboratorium hendaknya lebih diketatkan daripada disiplin di dalam kelas. Karena sekali disiplin dilanggar dan dibiarkan maka akan sukarlah untuk langkah-langkah berikutnya dalam usaha menjaga keamanan dan keselamatan. Memang, kebebasan merupakan kunci pendidikan modern, tetapi kebebasan tidak berarti tanpa disiplin, terutama bagi mereka yang bekerja di laboratorium. Perlu ditekankan kepada siswa bahwa disiplin ini bukan untuk kepentingan guru sendiri, tetapi juga untuk kepentingan siswa, agar dalam pekerjaannya tidak berbahagia bagi dirinya maupun orang lain. Perlu diingat bahwa di dalam laboratorium banyak bahan-bahan yang dapat menimbulkan bahaya, tidak hanya saja bahaya kerusakan tetapi juga bahaya kematian.

DAFTAR PUSTAKA

Hadiat, Moedjadi dkk, 1978,  Pengelolaan Laboratorium Sekolah Dan Manual Alat Ilmu Pengetahuan Alam, Depatemen Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta.

Rufiati, Etna. 2011. Bagaimana Cara Mengelola Laboratorium. Bandung.

Khamidal. (2009). Teknik Laboratorium Kimia.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Muhsin Lubis. (1994). Pengelolaan Laboratorium IPA. Jakarta: Depdikbud.

1 komentar: